Senin, 14 Maret 2011

Tuhan, Aku Cemburu...

Tak tahu kenapa, akhir-akhir ini aku lebih banyak mengeluh tentang hidupku, bangun pagi terasa menjadi sebuah mimpi buruk dengan rutinitas yang menjemukan itu, menunggu dan terus menunggu. Pagi ini aku fokuskan untuk protes pada Tuhan sang pemberi hidup, mengapa aku diberi hidup yang serumit ini, jujur aku cemburu pada mereka, yang tanpa kerja keras bisa mendapatkan apa saja yang menjadi mimpinya, mengapa aku yang bekerja keras dan berjuang demi merealisasikan sebuah mimpi dan cita-cita terlalu banyak aral dan kerikil, bahkan bongkahan batu besar yang menghadangku.

Ketika aku menyadari, inilah takdirku, aku terlahir di tengah-tengah keluarga yang sangat sederhana, tapi Alhamdullih cukup, meski jauh dari kata mewah, ketika aku rasa dalam kekecewaan yang terlalu dalam, ketika aku gagal di berbagai sesi pertarungan untuk mendapatkan pekerjaan yang bisa mendongkrak perekonomian keluargaku, aku sering mendapati mereka bicara tentang keluargaku, menerawang tentang kehidupan kami yang nyaman, tapi mereka tak pernah memperkirakan kekhawatiranku tentang hidup, kadang aku protes sama Allah, mengapa Allah tak pernah menjawab do'aku, ketika aku merasa benar-benar jatuh, bagaimana sulit mencari pekerjaan yang mapan, setidaknya sesuai dengan kebutuhan hidup saat ini.

Padahal permintaanku tak banyak, aku hanya meminta pada Allah agar Allah mengizinkan aku untuk membahagiakan Ibuku, bagaimana tidak, ketika harapan ibu menyatu seutuhnya dipundakku, bersamaan dengan kesulitanku untuk mewujudkan cita-cita ibuku, terkadang aku merasa gagal jadi anak yang baik, anak yang bisa membahagiakan ibunya, jika saat ini aku ditanya tentang harapan dan cita-citaku, cita-citaku hanya satu, yaitu membuat ibuku bangga telah berhasil mendidik anak-anaknya, karena bukan pekerjaan yang mudah, ketika kami lahir, dibesarkan, karakter kami dibentuk, disekolahkan, berharap kami menjadi anak-anak yang beretika, cerdas dan mandiri.

Aku menyadari, ibu sosok terpenting dalam hidupku, ketika aku ingat semua yang telah diajarkan ibu, tentang semangat juang, cita-cita, bahkan etika dan cara hidup yang sederhana. tapi mengapa Allah belum mengabulkan do'aku, jujur aku cemburu pada mereka, apa aku belum bisa bertawakal dengan baik, sehingga Allah terus mengajariku dengan setiap kejadian dan keputusannya tentang cita-citaku yang tak kunjung terealisasi, atau aku terlalu sombong??, semua diluar jangkauanku, aku tak dapati jawabannya langsung, hanya berusaha tawakal, ya mungkin pelajaran ini aku yang belum lulus.

Aku berusaha menyikapi degan bijak, bahwa setiap kejadian pasti akan ada pelajaran dibalik itu semua, tapi bedanya ada yang bisa mencerna dan menjadikannya pelajaran berharga, ada yang menganggapnya menjadi sebuah jalur keputus asaan. inilah puncak kesulitan yang aku alami, antara harapan dan keputusasaan, ketika harapanku membumbung tinggi, sontak sejenak hancur menjadi asa yang tak bertepi, Tuhan, aku benar-benar cemburu, cemburu pada mereka yang dengan mudah meraih mimpinya, cemburu pada mereka yang tak sulit jalannya, cemburu pada mereka yang damai hidupnya....

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar