Minggu, 31 Desember 2017

Mr. Risk Taker

Actually I have no Idea to writing this blog, but I must to write for the last day in 2017. Goodbye 2017, welcome 2018, I hope we all get healthy and lucky. Amiiin

I try to keep my promise to write about you in my blog Mr Risk Taker, Yes, I decided to called you risk taker because that you did last night. Actually I was describe many things about you, so what I must to write here hahaha

I never meet the crazy man like you, that dare to share BTC to me hahahha, Thanks by the way. I hope you can be rich and share again to me hahaha (Just kidding). but I can't write to much now, because my friend waiting for me, we want to go to Mall, and I promise I want to complete this on next year.

See you next year, I hope you and your family happy and healthy.
Happy new year.

Selasa, 28 November 2017

Belajar Lebih Cerdas

Net+ Card
Fintech atau Finance Technology, semakin berkembang mengikuti kemajuan teknologi, dunia keuanganpun ikut serta dalam kemajuan ini, dengan kemudahan yang ditawarkan teknologi, dunia keuangan dan perbankan ikut serta didalamnya, trasfer kedalam dan luar negeri bukan hal yang baru dan menyulitkan lagi. jika wire transfer atau telegraphic trasfer melalui bank hanya butuh waktu 1 hari saja, sekarang banyak sekali ewallet seperti paypal, Netteler, skrill dan sebagainya yang menawarkan kemudahan dengan waktu yang sangat singkat

Sebagai pelaku dibisnis keuangan, saya mau tidak mau ikut serta dalam kemajuan ini, mulai dengan transaksi ke luar negeri, wire transfer yang menguras isi tabungan disaat dolar kian kuat belum lagi fee yang harus kita bayar sebesar 25$

Sebenarnya bukan masalah jika uang yang kita transfer sebesar $5.000, tapi jika nilainya unyu?? beban biaya transfer sungguh menyiksa. untuk itu saya lebih memilih Neteller. awalnya saya sudah lebih kenal dengan paypal dibanding neteller, tapi karena sulit verifikasi di paypal dan banyaknya masalah yang bikin saya males, lagi pula setelah saya ditolak transfer oleh Bank lokal sampe Bos saya ikut marahin Banknya, saya memutuskan untuk ganti cara transfer ke luar negeri. sebenarnya saya transfer ke segregate account di Australia sana, karena saya memilih broker luar untuk bisnis saya, selain spread yang lebar dan tak masuk akal disertai banyak kecurangan seperti jebolnya stop loss dari target, dan masih banyak lagi membuat saya kapok memilih broker lokal, untuk itu saya nekad memilih broker luar.

Neteller juga punya kartu fisik seperti ATM dan bisa digunakan sebagai kartu debit diseluruh ATM yang berlogo Master Card, tapi untuk bisa diverifikasi oleh Neteller susah-susah gampang, tapi Fintech satu ini wajib dicoba, kita bisa beli balance di exchanger harga memang lebih mahal sedikit dari bank, tapi itu lebih masuk akal dibanding wire transfer. tapi kita tetap harus hati-hati dalam memilih exchanger, jika balance yang kita beli ternyata hasil carding atau ilegal, hal ini bisa menyebabkan akun neteller kita di baned, banyak sekali orang diluar sana yang menawarkan balance neteller dibawah harga pasaran, ini patut dicurigai, karena jika benar sumber dananya ilegal itu juga berpengaruh terhadap akun kita, bisa jadi balance yang dijual ke kita dengan harga murah itu adalah hasil pencucian uang atau pencurian melalui kartu kredit. tetap waspada ya. maka dari itu jika dana yang anda miliki puluhan ribu dolar, maka wire transfer lebih oke, karena fee neteller 1.90% sekali transfer. bijaklah dalam memilih yang mana yang lebih menguntungkan.

Kamis, 26 Oktober 2017

Kemarin....

Jadwal pembuatan E-paspor, kemarin 25 oktober setelah hampir 3 minggu yang lalu aku daftar melalui whatsaap, awalnya sih niat buat di kontor imigrasi jakarta selatan, cek dan ricek website imigrasi ternyata gak ada lagi tuh layanan onlinenya, daripada walkin subuhan disana, aku cari alternatif lain, yaitu daftar via whatsapp, dan yang melayani itu hanya di kantor imigrasi jakarta pusat. Fix, atur strategi pindah lokasi.

semua dokumen sudah disiapin dari jauh hari, dari KTP, KK, dan surat rekomendasi dari kantor, jika KTP berasal dari luar Jabodetabek, Ok, KTP saya masih sumatera selatan, gak lucu juga nekad pindah domisili saat ini, taulah kasus korupsi EKTP, yang gak memungkinkan bisa punya EKTP dalam 1 bulan pengurusan, yang ada juga bakalan cuma dikasih resi. lagian kadang mau masuk kantor aja, masih nukar KTP dengan Visitor, ini nih yang buat KTP tergadai tiap masuk kantor.

Sesuai jadwal dapat pelayanan sekitar jam 11-12 siang, berangkat dari kost jam 9 tuh, langsung menuju stasiun KRL sudimara, karena kost disekitar pamulang, menuju stasiun kemayoran. udah yakin nih bakalan tepat waktu, secara kereta kan gak macet. daaaaannn, transit di st. Tanah Abang, pindah ke Line 2 nunggu kereta yang menuju St Jatinegara. disana udah jam 10 aja, mana lama lagi nunggu keretanya, dan jam 10.15 kereta baru dateng, agak deg-degan juga, takut telat terus ditolak lagi. eh, ternyata kereta cuma sampe St. Angke, akhirnya ambil alternatif transit lagi di St.Duri, disini nunggu sekitar 5 menit, baru kereta yang menuju jati negara lewat. fix telat, udah jam 11.35 nyampe di St. Kemayoran, belum juga turun kereta, aku udah order Gojek, baru turun, bapak gojekenya nelp nunggu di gapura, ketemu, langsung capcus menuju imigrasi, hari itu ada demo pula, yang menyebabkan jalanan tambah macet, tapi syukurlah, jam 10.55 nyampe imigrasi, dan masih diterima.

Setelah dokumen diyakini lengkap, aku menuju loket antrian, disana dokumen diperiksa dulu sebelum dikasih no antrian, ternyata KK belum ditandatangani Bokap, terus petugasnya bilang, saya tunggu sampai jam 12 siang, Oke, mlipir agak menjauh, sambil ngisi form yang dikasih, aku tanda tangani sendiri tuh KK, lagian gak mungkin juga pulang ke Palembang cuma buat tanda tagan bokap hahaha, setelah selesai ke loket antrian lagi, dokumen diperiksa, mereka minta ijazah pula, kataku, syaratnya kan salah satu, klo gak Akte ya Ijazah, mereka berdalih, aturan baru, ibu kan baru pertama kali buat paspor jadi sebagai pembanding harus ada ijazah, tapi saya coba naikin ya, Syukurlah kataku. akhirnya diminta kode booking dan dapatlah no antrian. terus karena baru pertama kali buat paspor, jadi saya diminta ke koperasi untuk beli surat pernyataan yang sudah ada materainya, harganya 7000. setelah itu saya beranjak ke lantai 2 untuk wawancara.

Disini pertarungan dimulai, dapet no antrian 2-166 sedangkan no berjalan sekarang masih di 2-080, aku bayanginnya mungkin santor mau tutup aku baru wawancara hahahha, setelah dipotong makan siang no antrian masih di 2-102 dan loket dibuka lagi jam 1 siang. karena aku sendirian jadi males kemana-mana, tetap diruang tunggu yang ACnya lumayan kenceng. udah mikir nih, jam berapa saya dipanggil hahaha

dan setelah makan siang, ternyata kerja petugasnya super ngebut, aku rasa lebih beruntung dapet antrian setelah makan siang, ibaratnya nih, mereka harus ngepasin dengan jam pulang kantor, jangan sampe jam pulang masih ada yang antri, dan benar saja kira-kira wawancaranya 10 menit, aku dipanggil sekitar jam 2an di loket 5. pertama yang wawancarain ibu-ibu, nanya, paspor lamanya mana?? baru buat bu, jawabnya harus mantap ya, punya NPWP?? baru mau buat bu, dulu udah pernah mau buat tapi ditolak gaji dibawah PTKP. Mau kemana kamu? Ke jepang bu. gaji dibawah PTKP mau ke jepang?? skeptis sekali jawabanya si ibu hahahaha, aku bales aja, kantor yang bayarin bu, udah berapa lama kerja disana?? 3 bulan bu, baru 3 bulan udah dapet reward ke jepang ya? iya bu. terus Ijazahnya mana ini? lho kan disyarat bisa pke akte atau ijazah pilih salah satu, ya saya pake akte bisa donk bu?? itu but yang memperpanjang, kamu kan buat baru, syarat terbaru karus KTP, KK, Akte dan Ijazah sebagai pembanding. aku diem aja, tapi tetap dilayani, dan menuju meja depan, untuk foto.

Disini diwawancara lagi, yang ngewawancara bapaknya ganteng, tapi udah nikah, ngeliat tangannya dah pake cincin, hahahaha, disini drama dimulai lagi. Ijazah kamu mana? dipalembang pak? kan syaratnya bisa akte. ya klo cuma akte sama KK gimana saya bandinginnya, syarat untuk buat baru itu harus dengan ijazah. ya kali pak, saya mesti balik ke palembang, saya buat epaspor tujuanya bukan sekedar free visa jepang atau korsel, tapi kantor imigrasi ini yang terjangkau sama saya. saya bukan nolak kamu karena kamu daerah, tapi kita sama-sama enak lah, kamu bantu saya, sya bantu kamu. lha terus gimana pak? masa saya mesti balik ke palembang? gini ja deh, kamu wa orang rumah minta foto copy ijazah. klo soft copy saya punya pak, gak perlu wa orang rumah, lagian dirumah saya gaka ada orang. oke, mana tunjukin. (nyodorin HP sambil nunjukin). kamu lulusan jakarta. iya pak. gini aja, gimana kalau kamu tunjukin ijazah asli waktu pengamblan epaspor?? masih mau yang asli pak?? (Nanya tegas tapi sambil nyengir) lho, kamu ini ya?? dibilangin gitu aku senyum aja, Oke, saya kasih yang lebih gampang lagi, Softcopy tp ijazah asli pak? jawabku sambil motong omongan bapak ganteng itu. Lho, kamu ini ya, masih aja negoisasi hahaha, ya terus gimana? legalisir ijazah deh. Oke, sip pak. nah sekarang kita foto dulu. pose yang cakep, kerudung ditarik, ditarik kemana lagi pak, ini udah kenceng, dia nyengir aja.

Oke, sekarang jempol tarok disini, disini mana pak, ini lho, alat ini (sambil nunjuk alat finger print), udah ditekan tuh, gak kedetect juga, akhirnya dibantuin neken sama dia, wah kamu gemeteran, saya gak makan orang, tangan kamu udah dingin lagi (Ini nih, orang sering salah paham sama aku, dari dulu jariku itu emang gemeteran,   aku sama sekali gak cemas atau takut, cuma ya itu memang begitu, ada yang bilang lemah jantung karena telapak tanganku mudah berkeringat juga, ditambah tanganku yang dingin, emang suhu tubuhku itu dingin, beda sama kakaku yang menurutku panas, bahkan dia pernah diopname karena dikira demam padahal suhu normalnya memang begitu, dan dalam keadaan sehat)

10 jariku ditekan, yang lucu kelingking kiri susah didetect, ini abis ngupil apa? kok gak kedetect katanya hahahaha, dugaanku bener, tanganku berkeringat, diruang berAC sekalipun, makanya susah didetect. dan akhirnya selesai, dokumen yang asli saya bawa pak, nih ambil aja, gak berguna juga buat saya, jawabnya sambil becanda, ya gak guna buat bapak, tapi gak ada itu juga saya ditolak hahahaa dia malah ketawa. terus kamu ke koperasi lagi, print ijazahnya, ntar kesini lagi. oke pak.

Terus aku menuju koperas lagi, ngeprint terus ngasih ke bapak tadi, terus dikasih resi sama dia. ini ada no, kamu whatsapp ke no itu, udah difoto kan?? iya aku jawab, nag ntar ada balesan berapa uang yang harus kamu trransfer dan kapan paspor jadi. ngerti?? ngerti pak? tapi ke no mana whatsappnya?? aku tanya gitu, itu no yang dimeja, kamu bilang udah difoto? ihhhhh, kamu ini (Dia mulai gemas hahhahaa) ya makanya saya nanya, katanya udah difoto, ya saya kira saya yang difoto pak hahahaha, dan berakhir Thank you ya pak .....

Senin, 04 September 2017

Antara Aku, Kamu dan Tuhan...

Jatuh cinta mungkin seru, mungkin... ya mungkin...
Aku suka dia, terlepas dari intensnya hubungan kita akhir-akhir ini, ada jurang yang kami sadari sejak awal. mana tahu kita akan jatuh cinta. rulenya kan udah jelas, kesampingkan urusan rasa, disini kita cuma berbagi dan saling bercerita. kau ingin mengetahui banyak tentangku, bertanya setiap waktu dan menutup malam dengan chat terakhir denganmu, ada yang beda, tapi aku sadar kita tidak bisa lebih jauh lagi.

Bukan soal pandangan hidup, aku suka cerdasmu, kau bukan hanya berpendidikan tinggi, tapi kerja kerasmu membuat aku lagi-lagi patah hati, semua yang ada padamu membuatku patah hati, bisa hancur walaupun belum kau sentuh sekalipun,

Kau tahu aku datar, bahkan skeptis soal cinta, dan aku yakin kaupun sama. tolong jangan goyahkan hatiku, aku menyadari kita adalah dua orang yang saling mendo'akan, tapi tak bisa disatukan oleh Tuhan. makanya aku tak berani bermimpi sekalipun, memeluk sesuatu yang sudah kuperkirakan tak dapat kupeluk. disana ada cinta segi tiga antara aku, kamu dan Tuhan....

Rabu, 30 Agustus 2017

Untittle

There is space of the sentences, untuk bisa dibaca, harus ada jarak antar kata yang dinamakan spasi, kali ini aku akan bercerita pengalamanku menaiki kereta jabodetabek. memang sudah agak lama, mungkin sekitar 5 tahun yang lalu aku mencoba naik KRL, tapi kemarin, entah apa yang membuatku ingin mencobanya lagi. 

Infrastruktur sudah jauh lebih baik, kereta khusus wanita bagian terdepan dan belakang, nyaman, bersih, dan tidak mengecewakan. tapi ada satu hal, dimana terkadang aku malu melihat anak-anak negeri ini, ada suatu adegan dimana aku naik kereta mulai dari stasiun tangerang menuju pondok jati, baru beberapa menit kereta berjalan, ada segerombolan, anak muda, wanita, yang tidak bisa dikatakan ABG lagi, aku yakin mereka sudah dilevel perguruan tinggi.

Tapi kenapa harus merayakan ulang tahun didalam gerbong kereta??? menyalakan lilin, tiup lilin bahkan nyanyi bersorak sorai seakan yang bukan bagian dari mereka termasuk saya itu tak terlihat??, gak ada tempat yang lebih anti maenstream lagi? 

Rasa respect mereka terhadap sesama pengguna jasa layanan umum saja tidak ada, apalagi pada orang tua, terkadang dengan gaya kekinian, ditengah hari, cuaca terik khas Jakarta, mereka menggunakan hoddie, menutup kepala mereka, menyumpalkan headset ditelinga mereka, duduk santai pura-pura tak melihat, orang yang lebih tua, lebih layak duduk dari pada dia, tetap tak bergeming. entah kemana norma dan tenggang rasa itu pergi, mendapatkan pendidikan itu mudah, tapi untuk menjadi terdidik itu sulit.

Minggu, 23 Juli 2017

Why The Key To Holding On To Your Happiness Is Keeping It To Yourself

When something makes us happy, our natural instinct is to share it with everyone. Happiness is a great thing to show off, and posting about it online is the perfect way to make sure it's validated. If others think we are happy, then we must be, and we can feel much better about ourselves knowing our lives are portrayed positively. We are a generation that's all about the image, so naturally there's no thought behind sharing any bit of happiness that comes our way. But while it may seem like a good idea at the time, it can actually create more problems than you think. Here are the reasons why: 

 1. We can ruin happy moments trying to capture them. You've had the perfect moment, and you've interrupted it with the thought of what it will look like to others. You've pulled out your phone to capture it, when really you should have just been enjoying it. In a moment that should have just been lived, you've taken the time to worry about making it look perfect and forgotten to appreciate what was right in front of you. We have an obsession with sharing our happiness with people who have no real concern for it, and we comprise enjoying the moment to do so. If something makes you happy, it shouldn't matter how it looks to others. But sadly, we can't get past the notion that our happiness is amplified when others know about it. 

 2. What's Online isn't True? Then there's the problem that even once you capture a moment, you haven't really captured it. A picture may speak a thousand words, but happiness isn't something that's easily communicated or needs to be. You could get the perfect image of a situation, and it will still say nothing about how you feel. But, the false insight it gives will have people thinking it does. People can post pictures of themselves with the biggest smiles on their faces, but that doesn't mean they are happy. Too many of us are under the illusion being happy to others is the only way we can be, and as long as it looks like we are, that's all that matters. Being happy online isn't the same as being content in reality, and the fine line between the two can completely skew our happiness altogether. 

 3. What happens when we aren't happy? Once you've announced to the world you are happy, you've immediately created pressure. There's an expectation to feel what everyone thinks you do, and you begin to focus on being happy for others and not for yourself. Naturally, you go through waves of emotion, but when others are spectators of that journey, it amplifies everything. When you are having a bad day, you are faced with the world thinking you are happy, and it becomes easy to feel isolated and alone. Not being happy is completely okay. 

 But when the world thinks you are, you don't want to have to tell people that you're not. In a moment of euphoria, you rushed to tell everyone about it. But had you not shared that you were happy in the first place, there would be no expectation to live up to. Some of the best moments in life come with no consideration to anything else but what's happening at that time. Often when we are truly happy, we don't even bother to stop and take the time to consider anyone else. We just simply enjoy it. 

 There's a certain type of insecurity to feeling the need to always validate your happiness with others. But when you are comfortable with yourself, the need for others to know all the good just doesn't seem to be there anymore. Obviously, sharing moments is a lovely thing to do, and there's absolutely nothing wrong with that. But, posting about your happiness isn't as uncomplicated as it may seem. Holding on to your happiness takes away pressure. It allows you just to live in the moment and let it just occur naturally. #EmmaOrlando

Kamis, 29 Juni 2017

Dare to Dream, Dare to Takes Risk

Out from Comfort zone, yes, I decided to take high risk. I try to my own business, and I believe with my passion. I try to be professional trader and fund manager for my self. I know about this business about 3 years ago, but I can't find passion in this industry, but after I work in this Industry lately, I find  passion and I think this business suit with my character.

In this Industry, I find enjoy, dare to dream, dare to try, dare to take a risk. and I have to learn to money management, sharping my instinct, and learn about economic data and economic calendar. I can work anywhere, anytime, I work by my self, and I can be a Boss for my self, that I can leading my job, and that it fun. and I enjoyed it.

sometimes, so hard to find who we are, but we have to try to know about our self and what we want to do, what want to be in future, after we find our self, we can work by my passion and it really fun when you can work with your passion, that is like making money by playing something that you like. hope you canfind your passion soon.

Rabu, 07 Juni 2017

Sebuah Nasehat

Terkadang semua yang kita mau belum tentu bisa kita dapat. Allah hanya memberi apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.

Masih terngiang dengan jelas, sebuah nasehat dari seorang dosen ditengah mata kuliah Ekonomi Makro yang dia ajarkan, Dia mengatakan bahwa nasibmu tergantung pada dirimu, kamu bisa melihat siapa dirimu 5 tahun mendatang, tapi tergantung 2 hal. Yang pertama dengan siapa kamu bergaul, dan yang kedua buku apa yang kau baca.

Sekarang aku paham benar apa yang beliau maksud, aku mengerti nasehat bijak yang ia selipkan. At least aku tahu siapa aku sekarang :D

Rabu, 31 Mei 2017

Today

Terkadang semua yang kita mau belum tentu bisa kita dapat. Allah hanya memberi apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.

Sabtu, 29 April 2017

The Best Boss That I have

Hidup memang tidak bisa diduga. Aku hampir mendekati putus asa, tapi aku tak pernah menyerah, bukan sekali atau dua kali aku ditolak, dikhianati, dibohongi, dan dizolimi. Cita-citaku hanya satu. Yaitu berhenti membuat ibuku khawatir. Dan itu tidak mudah.

Dia nyaris putus asa melihatku, aku jatuh berkali-kali, sampai aku lupa bagaimana rasa sakit itu, makanya aku terus mencoba, bangkit, berdiri, mengulang lagi dari titik dasar.

Sampai pada akhirnya aku bertemu dia, bos terbaik, guru terbaik, teman terbaik, dan partner sharing terhebat. Pola pikirnya mengagumkan, dia tak pernah bersikap bossy, dia lebih friendly, down to earth, itu yang membuat kami lebih respect.

Dia mengajarkan pola hidup, menginginkan kami bukan sekedar team tapi keluarga. Yang mengajarkan banyak ilmu, yang menginginkan kami bebas financial sedini mungkin. Dan dia sosok hebat yang patut dicontoh pola hudupnya.

Thanks God, you give me opportunity to meet him. And I never regret it.

Jumat, 31 Maret 2017

Labirin

hari ini untuk kesekian kalinya, aku baru sadar mengapa hidupku itu udah kayak menjelajah labirin, tersesat dan gak tau pintu keluarnya dimana. tapi setelah beberapa tahun aku baru menemukan jalan itu, yah, aku memang tahan banting, berulang kali jatuhpun sudah biasa untukku, bahkan aku lebih kebal dari sebelumnya, udah gak kerasa sakit lagi, mungkin karena keseringan jatuh kali.

terjebak dalam sebuah labirin bukan perkara mudah, apa lagi itu labirin kehidupan, dimana mau tidak mau, suka tidak suka  kita harus menemukan jalan keluar. terjebak di sebua labirin ditaman bermain sekalipun kita butuh bantuan orang lain untuk memandu kita dari atas menara. untuk itu, keluar dari labirin kehidupan kita butuh Allah yang akan memberikan jalan petunjuk.

Thanks God for today, banyak pelajaran yang aku dapati diusia ujung 20an ku, 29 it is something. dan aku tetap bersyukur atas segala cobaan rintangan dan halangan yang kau berikan, terimakasih atas naik kelas ini. setidaknya kelas keimananku aka terus kutingkatkan.

Minggu, 26 Februari 2017

Faces of the Problems

I need figure it out, I feel tired lately, but I always said to mom that I was happy, even my mom always know what I feel.I start to thinking about marriage, I don't know why, maybe because I feel tired to find the good job. I get proposal from a doctor, even he isn't handsome, but he is kind and funny enough. what the handsome for if you are not happy with your spouse?? yes, I decided to think again.

Alper he's name, honestly, first time I interested because he is a doctor, emergency doctor working in government hospital in Antalya, Turkey. Don't ask about handsome or not, I said he just ordinary people isn't actor, so don't think if he is handsome like Turkey actor. he said to me, his Mom tell much about Indonesian because his Mom meets Indonesia went to Hajj, and his mom said that Indonesian people are kind. of course not at all.

we don't know about future, so I decided to go with the flow.

Senin, 23 Januari 2017

Dissapointed

Yes, I decided to move on, perkara kekecewaan wekend kemaren udah mulai pulih, bukan perkara gampang sih, aku benar-benar gloomy kali ini, mungkin aku berharap terlalu lebih soal pekerjaan ini, tapi and the end, aku gak bisa dapetin. entah dimana salahnya, aku juga selalu mengevaluasi diri setiap kali datang interview, I think all is well, and everything doing well.

perkaranyanya, awalnya diluar ekspektasiku, soal Mr. Bule yang begitu kind menjelaskan soal duties yang bakalan aku kerjakan nanti, bukan kepincut sama tampangnya, tapi aku lebih respect sama cara kerja dia, dan dia baik hati pula.

mindsetku soal orang asing memang berbeda, terlepas dari cara hidup mereka yang lebih open minded, gue gak begitu peduli, toh mau mereka pke baju kek, enggak kek, itu bukan urusan gue, toh negara mereka tetap aman, penjara sepi dari tahanan, mengapa?? karena meski bebas mereka tau aturan. aturan yang dibuat total benar dijalankan, tidak seperti kita pribadi yang dicover dengan embel-embel apalah tapi tetap tak tau aturan.

sir, thanks for a big experience that u give to me. I hope meet you in the future.