Akhir-akhir ini otak rada gak connect deh, susah banget cari inspirasi buat nulis yang bagus, kayaknya ini bakalan jadi tulisanku yang paling ngawur deh hehehehe....
terlalu banyak uneg-uneg yang gak keluar lagian bingung juga gimana caranya ngeluarin uneg-uneg yang bikin eneg ini. akhirnya nonton FTV aja neh, seperti biasa, ceritanya tentang cerita cinta, fuiiiihhh.... cinta lagi, lagi lagi cinta...
Matiin Tv, nyalain laptop, nyari modem, connect-in, udah connect langsung melunccur, buka blog pribadi dan akhirnya nulis, yang buat aku sendiri bingung, ampe umur segini, aku belum bisa pastiin aku mau jadi apa?, sebenernya cita-cita tentu ada, tapi untuk merealisasikannya ternyata gak mudah, jadi inget kata mbak sepupu, untuk mencari langkah besar dalam menentukan masa depan adalah langkah pertama, masalahnya aku belum bisa aatau tepatnya beelum mendapatkan langkah ajaib itu. yang bisa aku lakukan saat ini, cuma usaha dan selalu berdo'a aja, mudah-mudahan langkah yang aku ambil gak salah.
Beneran dah, baru tau rasanya kalau buat meniti masa depan itu gak mudah, mulai dari seriusnya belajar waktu sekolah, ampe lulus kuliahpun cari kerja juga gak mudah, tapi yang paling menyakitkan yang pernah aku alami adalah, saat aku biberi kesempatan emas menurutku, tapi sayang aku lalai, tepatnya benar-benar lalai, beuh, rasanya gak enak banget, pengen nangis, tapi apa daya, mau nagis ampe berdarah juga kesempatan itu tetap aja hilang.
Cuma bisa memotivasi diri dan percaya kalau Allah punya rencana yang sangat indah untuk hidupku, makanya aku disuruh nunggu sampai waktu itu benar-benar tepat untukku. timbul pertanyaan baru dibenakku, kapan waktu yang tepat itu untukku?.
Jadi inget kata dosen Teori Ekonomi, apapun masalahnya, balik lagi ke teori awal. setelah aku fikir-fikir, jawaban itu cuma 1, apapun yang terjadi padaku, itu sebuah takdir, dan aku harus percaya, karena takdir itu masuk dalam rukun iman yang ke 6, yaitu Qodho dan Qodar. kalau aku gak percaya takdir, berarti keimananku belum lengkap.
Sekarang bagaimana caranya aku harus terus memotivasi diri, menjadikan hidupku lebih berarti, memahami apa yang Allah maksud, mempelajari apa yang sebenarnya Allah takdirkan untukku, hal ini akan membuatku senantiasa bersyukur, melihat kebawah dimana mereka tak seberuntung aku, tapi tetap, untuk menjadi manusia yang berkualitas tentunya dibarengi dengan tingkat iman dan takwa, aku percaya dengan dukungan Bunda serta nasehat dari saudara-saudaraku, kelak aku akan sampai pada titik dimana aku bisa mencapai ciita-citaku, begitupun aku, yang senantiasa selalu harus mendukung adikku, walau aku tak bisa selalu mendampingimu adikku, aku percaya, cita-citaku yang tertunda dan terkubur disana, akan kau selesaikan dengan membawa gelar Sarjana ke rumah kita.
terlalu banyak uneg-uneg yang gak keluar lagian bingung juga gimana caranya ngeluarin uneg-uneg yang bikin eneg ini. akhirnya nonton FTV aja neh, seperti biasa, ceritanya tentang cerita cinta, fuiiiihhh.... cinta lagi, lagi lagi cinta...
Matiin Tv, nyalain laptop, nyari modem, connect-in, udah connect langsung melunccur, buka blog pribadi dan akhirnya nulis, yang buat aku sendiri bingung, ampe umur segini, aku belum bisa pastiin aku mau jadi apa?, sebenernya cita-cita tentu ada, tapi untuk merealisasikannya ternyata gak mudah, jadi inget kata mbak sepupu, untuk mencari langkah besar dalam menentukan masa depan adalah langkah pertama, masalahnya aku belum bisa aatau tepatnya beelum mendapatkan langkah ajaib itu. yang bisa aku lakukan saat ini, cuma usaha dan selalu berdo'a aja, mudah-mudahan langkah yang aku ambil gak salah.
Beneran dah, baru tau rasanya kalau buat meniti masa depan itu gak mudah, mulai dari seriusnya belajar waktu sekolah, ampe lulus kuliahpun cari kerja juga gak mudah, tapi yang paling menyakitkan yang pernah aku alami adalah, saat aku biberi kesempatan emas menurutku, tapi sayang aku lalai, tepatnya benar-benar lalai, beuh, rasanya gak enak banget, pengen nangis, tapi apa daya, mau nagis ampe berdarah juga kesempatan itu tetap aja hilang.
Cuma bisa memotivasi diri dan percaya kalau Allah punya rencana yang sangat indah untuk hidupku, makanya aku disuruh nunggu sampai waktu itu benar-benar tepat untukku. timbul pertanyaan baru dibenakku, kapan waktu yang tepat itu untukku?.
Jadi inget kata dosen Teori Ekonomi, apapun masalahnya, balik lagi ke teori awal. setelah aku fikir-fikir, jawaban itu cuma 1, apapun yang terjadi padaku, itu sebuah takdir, dan aku harus percaya, karena takdir itu masuk dalam rukun iman yang ke 6, yaitu Qodho dan Qodar. kalau aku gak percaya takdir, berarti keimananku belum lengkap.
Sekarang bagaimana caranya aku harus terus memotivasi diri, menjadikan hidupku lebih berarti, memahami apa yang Allah maksud, mempelajari apa yang sebenarnya Allah takdirkan untukku, hal ini akan membuatku senantiasa bersyukur, melihat kebawah dimana mereka tak seberuntung aku, tapi tetap, untuk menjadi manusia yang berkualitas tentunya dibarengi dengan tingkat iman dan takwa, aku percaya dengan dukungan Bunda serta nasehat dari saudara-saudaraku, kelak aku akan sampai pada titik dimana aku bisa mencapai ciita-citaku, begitupun aku, yang senantiasa selalu harus mendukung adikku, walau aku tak bisa selalu mendampingimu adikku, aku percaya, cita-citaku yang tertunda dan terkubur disana, akan kau selesaikan dengan membawa gelar Sarjana ke rumah kita.
0 komentar:
Posting Komentar