Senin, 29 Februari 2016

Masih Tentang Mimpi

Bukan perkara mudah mencapai sebuah mimpi, mimpi yang besar bagi seorang anak dari orang tua yang kurang mampu, memang berasa luar biasa, untuk bermimpi yang gratispun harus jatuh bangun, ini yang kelima kalinya offering letter yang aku terima dari Aussie, proses visa yang tidak mudah dan dengan syarat yang luar biasa menurutku, ya Working Holiday Visa, menjadi kupon yang wajib aku miliki jika ingin pergi ke Australia karena disana aku ingin bekerja, bukan untuk melanjutkan sekolah. Mimpiku tetap sama, aku selalu membidik negara-negara Eropa atau Jepang, aku menyukai Jepang sejak Inuyasha mencintai Kagome hahaha, apa hubungannya ya??

Jatuh, bangun, jatuh lagi, bangun lagi, bukan perkara buatku, aku sudah terbiasa jatuh dan bangun lagi, aku terus bersabar, karena aku yakin, proses yang akan mendewasakanku, pada saatnya nanti, aku pasti meraih mimpi itu, aku sudah membiasakan diri, berdiri dengan kakiku sendiri, meraih mimpiku sendiri tanpa stir dari orang tua, orang tua yang sangat luar biasa untukku, yang selalu mendukungku menjadi apapun yang kuinginkan, mereka tak pernah memaksaku menjadi manekin-manekin cantik sesuai pandangannya, kami anak-anaknya  dibebaskan untuk punya jiwa dalam bermimpi dan meraih mimpi.

Bermimpi itu gratis, tapi meraihnya ada proses yang harus dibayar mahal, ya, waktu tak akan kembali, tapi proses pendewasaan itu butuh waktu, dan aku meyadari, tak ada yang sia-sia dalam bermimpi selama kita berusaha untuk mewujudkan mimpi itu.