Aku masih sibuk mencari-cari kesalahan, dimana salahku? dimana kurangku? otakku selalu menuntunku untuk mencari kesempurnaan dalam hidup, tapi aku tetap merasa hidupku saat ini berada ditombol pause,berhenti tak tau sampai kapan.
Karir yang aku mimpikan, sebuah kehidupan baru nan nyaman belum juga mencapai titik terang, aku masih menunggu, menunggu tanpa batas, itulah luar biasanya kesabaranku dalam menunggu.
Malam itu, seseorang bertanya padaku, masih dengan tema yang sama, masa depan dan pernikahan, bukan perkara mudah untuk aku jawab, karena hingga saat ini aku belum menemukan orang yang tepat, bahkan hanya untuk lebih dekat. persepsiku tetap sama, aku takut mencoba, bukan bukan takut mencoba, tapi lebih takut membuang waktuku dengan orang yang tidak berguna.
Orang macam apa yang aku mimpikan dimasa depan?, semua orang menilaiku berlebihan soal ini, aku menuntut kesempurnaan, padahal diriku sendiri tidaklah sempurna, bahkan jauh dari kata sempurna, yang aku inginkan cukup simple, aku hanya ingin bertemu dengan orang yang tepat dan mengerti, bisa mengimbangi dan mau berbagi tugas.
Aku tak searogan itu, tak searogan yang kalian pikir, aku mulai belajar dari kesombonganku dimasa lalu, tapi aku tetap pada pendirianku, aku memilih untuk mengisi waktuku dengan sesuatu yang penting, bukan tak mau membuka hati, hatiku akan terbuka dengan sendirinya jika aku menemukan engkau seseorang yang aku cari itu.
Sulit memang, karena aku adalah pembaca buku yang setia, terkadang pikiranku selalu dihantui dengan imaginasi karakter sosok yang aku cari dikehidupan yang hanya ada dalam novel, karakter palsu tapi bisa membuat hatiku mendadak meleleh, menempatkan aku diposisi peran wanita.
Kembali kedunia nyata, nyatanya, pintu hatiku terlalu kuat untuk didobrak, aku belum berani memberikan kesempatan kepada seseorang, meskipun signal itu terlalu kuat aku terima, aku tak akan pernah menyalahkanmu, seseorang yang sangat aku cinta, karena semakin dewasa, aku semakin mengerti, bahwa jatuh cinta dan mencintai adalah dua hal yang berbeda, dan aku berada ditahap yang paling tinggi, aku pernah mencintaimu, tapi itu dulu dan mungkin sampai saat ini.
Sudah tak ada lagi rasa cemburu, yang tersisa hanyalah, aku bahagia melihatmu bahagia, dan aku juga ingin bahagia sepertimu, bisa menemukan seseorang yang luar biasa yang mampu mendobrak pertahanan hatiku, entah kenapa aku terlalu serius menaggapi kisah tak berujung ini, terlalu sulit untuk menemukan orang yang aku ingin.
Hatiku, berjanjilah padaku, jika kau menemukan sosok itu, bereaksilah, beritahu otakku agar sesekali menyerahkan semuanya padamu, dan meninjau ulangnya lagi bersama, agar cinta yang kurasa seimbang.