Aku gak pernah tahu dimana titik baliknya, yang aku tahu, aku sampai pada titik terjenuh dalam hidupku, setengah frustasi, tapi aku tak bisa menampakannya, aku berkutat pada emosi dan membuat seolah aku baik-baik saja. ya... karena pada dasarnya aku memang harus baik-baik saja.
Tuhan mengujiku karena aku mampu, Dia menyiapkan mentalku agar aku bisa bijak kelak jika menerima hadiah terindah yang akan Dia percayakan padaku. aku pernah mendengar suatu nasehat dari guruku, bahkan aku masih mengingatnya hingga saat ini, waktu itu aku duduk di kelas 12, dimana detik-detik Ujian Nasional didepan mata, "Hal yang paling sulit adalah ketika kau menjadi dewasa, karena pada saat itu, kalian akan dihadapkan dengan hidup yang sesungguhnya dan tak akan pernah bisa kembali pada masa-masa indah disekolah, semua fasilitas gratis yang kalian terima, akan segera dicabut bersamaan dengan status kalian sebagai pelajar/mahasiswa berakhir".
Dan itu..... kata-kata yang paling terserap dalam memoriku hingga saat ini, hidup diusiaku yang mulai "DEWASA" ini melelahkan, mulai berfikir dan berusaha berdiri dikakiku sendiri tapi aku belum mampu, aku malu pada remaja-remaja Jepang yang bisa mandiri berdiri diatas kakinya sendiri meski masih duduk disekolah menengah, apa aku yang terlalu manja dan pemilih, terlalu mudah marah jika segala sesuatu tak sesuai inginku, tetap radikal jika tak masuk dalam logikaku, dan berontak jika loyalitas dituntut dan tidek disertai dengan timbal balik yang sesuai atas hak-hakku.
Tidak..... Daun yang jatuh, tak pernah membenci angin, jadi apapun yang terjadi, aku tak akan menyalahkan siapapun yang berperan dalam hidupku, aku tokoh utamanya dan Tuhan sutradara sekaligus writernya, tapi Tuhan... bisakah aku Improvisasi diluar teks yang telah Engkau tetapkan????
Mimpiku masih indah, meski aku tak tahu kapan aku sampai disana, satu yang aku yakini hingga saat ini, I will be there!!, meski terkadang sesak, aku juga tersenyum melihat mereka yang masih percaya untuk meminta pendapatku tentang mimpi, bahkan aku cukup iri karena tak ada yang bisa memberiku inspirasi kecuali buku-buku usang dan cerita-cerita indah tentang hidup orang yang pernah dan punya mimpi yang sama denganku, tapi bedanya, mereka telah sampai disana, dinegerinya Galileo, Albert Eintein, atau bahkan Issac Newton. tapi aku tetap berlega hati, ketika orang yang paling beharga dalam hidupku selalu setia mendengar cerita tentang mimpiku, terimakasih Ibu.....