Aku bahkan lupa kapan terakhir kali aku jatuh cinta, yang
aku tahu hanyalah hatiku tidak pernah merasa kosong karena Tuhan pernah
memberikanku kesempatan yang sangat manis karena bertemu denganmu.
Entah mengapa, malam ini mungkin hanya coretan kosong, atau
mungkin aku memang sedang menunggu suatu perubahan besar dalam hidupku, aku
tidak tahu pasti, perubahan yang seperti apa, tapi aku merasa aku semakin dekat
dengan tujuanku, seperti yang Neechan katakan, hidup kita seperti pegas, yang
jika kita ditekan sekuat-kuatnya, suatu hari nanti akan melompat
setinggi-tingginya.
Perasaanku kian hari kian tenang, meski kadang aku juga ikut
sedih jika Ibu mulai gundah dan mengkhawatirkan masa depan anak-anaknya, meski
mataku berkaca-kaca karena tidak bisa berbuat apapun, bibirku tetap berkata
dengan mantap “Ibu, rumput tetangga memang terkadang terlihat lebih hijau, tapi
tanpa Ibu mungkin rumput dirumah kita akan semakin gersang”.
Aku percaya, suatu hari nanti aku akan menjadi pegas yang
seperti Neechan katakan, dan itu tidak lama lagi. Zona mana lagi yang akan aku
lewati, akan aku hadapi, aku akan berperang dengan amunisi do’a Ibu. Bersabarlah
Ibu... kami bukan tidak berubah, tapi kami sedang bermetamorfosis untuk menjadi
sosok mandiri, cerdas, berilmu, dan taat kepada Allah.