Minggu, 30 Juni 2013

Hidup Seperti Pegas

Aku bahkan lupa kapan terakhir kali aku jatuh cinta, yang aku tahu hanyalah hatiku tidak pernah merasa kosong karena Tuhan pernah memberikanku kesempatan yang sangat manis karena bertemu denganmu.
Entah mengapa, malam ini mungkin hanya coretan kosong, atau mungkin aku memang sedang menunggu suatu perubahan besar dalam hidupku, aku tidak tahu pasti, perubahan yang seperti apa, tapi aku merasa aku semakin dekat dengan tujuanku, seperti yang Neechan katakan, hidup kita seperti pegas, yang jika kita ditekan sekuat-kuatnya, suatu hari nanti akan melompat setinggi-tingginya.

Perasaanku kian hari kian tenang, meski kadang aku juga ikut sedih jika Ibu mulai gundah dan mengkhawatirkan masa depan anak-anaknya, meski mataku berkaca-kaca karena tidak bisa berbuat apapun, bibirku tetap berkata dengan mantap “Ibu, rumput tetangga memang terkadang terlihat lebih hijau, tapi tanpa Ibu mungkin rumput dirumah kita akan semakin gersang”. 

Aku percaya, suatu hari nanti aku akan menjadi pegas yang seperti Neechan katakan, dan itu tidak lama lagi. Zona mana lagi yang akan aku lewati, akan aku hadapi, aku akan berperang dengan amunisi do’a Ibu. Bersabarlah Ibu... kami bukan tidak berubah, tapi kami sedang bermetamorfosis untuk menjadi sosok mandiri, cerdas, berilmu, dan taat kepada Allah.

Percayalah Ibu, aku akan menjadi pegas yang kelak melambung jauh setinggi-tingginya, aku akan tetap bermimpi dan aku percaya Allah akan tetap memeluk mimpiku untuk membahagiakan kalian orang tuaku.