Jumat, 22 Juli 2011

Surat Cinta dari Burung Garuda

Pagi ini aku seneng banget, setelah baca e-mail, ternyata ada surat cinta yang nyangkut disana, Yippyyy, gak nyangka lamaranku ke GIA di respon. setelah beberapa perusahaan, eits bukan beberapa sih, tapi banyak banget, setelah lulus kuliah dan jadi rajin ngelamar kerja, cuma ada beberapa perusahaan yang rata-rata BUMN yang lumayan punya respon positif, selebihnya sih gak ada kabar.

Setiap orang punya mimpi, nah aku tipikal orang yang mempunyai mimpi yang tinggi, jika hidup ini pilihan dan kumpulan dari asa, maka aku tetapkan mimpiku tapi tetap bersyukur dan menerima apa yang kelak Allah takdirkan atas semua mimpiku itu, klo ditanya saat ini, keinginanku cuma 1, aku ingin bekerja di perusahaan BUMN yang pertama Pertamina, alasannya klise sih, aku pengen membantu meringankan beban ibu dan menyambung mimpi ibu yang pernah tertunda, tahun lalu aku sempat dipanggil untuk tes, tapi karena kelalaianku, aku telat baca e-mail sampai akhirnya aku jelas gagal karena gak ikut tes, tau kabar seperti itu, ibu ampe gak bisa tidur, sebenernya udah diingetin sih sama ibu, nyuruh aku selalu buka e-mail, tapi dasar aku aja yang ngeyel, mungkin ibu udah kerasa kali, tapi aku aja yang ceroboh dan gak teliti.
 
Yang kedua, aku ingin bekerja diperusahaan penerbangan, Yaps, GIA. jujur seneng banget dan suatu kehormatan buat aku bisa ikut dalam seleksi ini, tapi banyak pertimbangan, terutama restu Ibu, sebenernya ibu merestui buat aku pergi ke Jakarta, tapi ada perasaan yang mengganjal dihati ini, entah apa namanya, yang aku rasa Ibu tak sepenuh hati, belajar dari banyaknya kegagalanku dimasa lalu, buatku yang terpenting adalah restu Ibu. mimpiku tetap sama, tinggi melayang diudara, setinggi garuda terbang terbentang diangkasa, apapun yang ada didepanku kelak, aku percaya tak ada yang kebetulan, semua rencana Tuhan dan telah dituliskan di Lauhul Mahfuz, kitab rahasia manusia, sebuah Qodar yang tak terelakkan.