Jumat, 29 April 2011

April ?? Huft, it's Lazy month

Ketemu akhir bulan lagi, sebenernya gak ada yang spesial sama sekali, cuma terkadang klo lagi merenung baru nyadar, makin lama makin gak bisa menguasai waktu aja, nyatanya gak ada yang berubah sama kehidupan yang aku jalani, boseeeeeeeeeeeeennnn, capek bener gini aja, lempeng, gak ada gebrakan, padahal udah beberapa kali mencoba menggebrak, tapi gebrak meja makan wkekkekee, intinya mah, ini tulisan isinya uneg-uneg (kaya' uya kuya), tapi ini mah gak perlu di hipnotis juga jari terus mengeluarkan ide yang baru ditrasfer via bluethooth dari hati ke otak terus menuju ujung-ujung jari yang menari di keyboard (opo iki, gak jelas banget ya?)

Kirim uneg-uneg tiap hari sama Allah, curhat sama Allah, mungkin klo Allah itu sama kayak manusia, Dia udah pasti gedeg banget denger curhatanku tiap hari, apel sehari 5 kali ditambah sholat hajat yang do'anya macem-macem tapi intinya cuma satu, pengen hidup bahagia (curhatan apa request tah?), lha embuh, pokoknya intinya berdo'a, memohon sama Allah itu suatu keharusan sebagai manusia. herannya aku ngerasa Allah belum juga ngasih, mungkin masih masuk dalam daftar tunggu kali ya? soalnya yang minta sama Allah. kan bukan cuma aku doank yang minta sama Allah, (mencoba menghibur diri), yang pasti, aku tetep percaya bahwa Allah maha kaya, jadi gak mungkin request hamba-hambanya gak diijabah karena keterbatasannya.

kalo terus dipikirin emang bisa stres ngadepin hidup ini, karena pada dasarnya manusia itu gak pernah puas, bisanya cuma protes, dikasih lebih masih kurang aja, dikasih kurang tambah kekurangan, sekarang aku pikir waktunya berdamai dengan diri sendiri, mencoba memahami apa yang sebenarnnya Allah rencanakan untuk hidupku ini. klo boleh request untuk yang terakhir ini, aku mau bilang sama Allah, "Ya Allah, jangan lama-lama ya ngejawab do'aku, klo dikondisikan, urgent nih" hehehee. aku cuma ingin hidup bahagia dan bisa membahagiakan orang yang aku cintai, terutama Bunda, I love Bundaaaaaaaaaa

ngomongin Bunda, Bunda lagi deman Ali syakieb, itu tuh si Wahyu Subuh pemeran utama sinetron Pesantren & rock n roll, pokoknya gak mau sampe ketinggalan sedikitpun, ampe klo iklan gak boleh diganti chanelnya, awalnya aku juga siih yang ngeracunin Bunda buat nonton sinetron itu, berawal dari ketertarikanku ngelihat wahyu subuh yang cakep, sinetron itu juga lucu tapi mendidik, gara-gara gak mau nonton sendirian, jadi aku ngajak bunda nonton ampe malem, ampe besoknya bunda sakit kepala gara-gara kurang tidur, eh sekarang malah kecanduan nonton xixixixixi.... nontonin Ali, ampe jadi fans berat karena ngelihat wajah arab plus badannya yang gede tinggi.

tulisan ini jadi beneran tulisan ngawur deh, ngalor ngidul gak jelas, dari pada tambah gak jelas, mending udahan aja lah, lanjut next post klo mood buat nulis membuncah lagi :)

Sabtu, 09 April 2011

My First Love

Namaku Gaiatri, aku tak tahu mengapa ibuku memberi nama itu, filosofis bangsa Yunani Gaia yang artinya Bumi. ibuku berharap jika kelak aku akan tumbuh menjadi seorang gadis yang membumi, atau bahasa bulenya low Profile hehehe...

Pagi ini aku kembali lagi ke Bandung, tempat dimana aku dilahirkan oleh seorang ibu yang baik banget (iyalah, kalo gak baik mungkin gue udah dicekek dari dulu wkwkwk). Senang sekali bisa balik lagi kesini, setelah beberapa tahun lalu, ehmmm tepatnya hampir 10 Tahun yang lalu, orang tuaku memutuskan, bahwa aku harus menyelesaikan pendidikanku sampai perguruan tinggi di kota Medan, Sumatera Utara. Sebenernya rencana awal aku akan dikirim ke Malang, Jawa timur. tapi tak tahu mengapa, kakak sulungku, Kak Vito yang malah dikirim kesana, mungkin bukan takdirku untuk mencoba beradaptasi dengan masyarakat jawa, tapi aku malah terdepak ke Medan (hiks hiks hiks, sedikit hiperbola nih).

Satu-satunya harapanku saat aku menginjakkan kaki lagi ke tanah pasundan itu, aku berharap bisa bertemu Farish, teman yang sejak lama aku kagumi, dia sosok yang inspiratif, dimana sosoknya mampu membangkitkan semangatku untuk secepat mungkin menyelesaikan pendidikan dan segera pulang untuk bertemu dengannya, Farish yang super cuek, tapi mempunyai daya tarik yang luar biasa untuk lawan jenisnya, jelas beresiko jika perasaanku yang sejak lama terkubur, sekarang terkuak kembali, beresiko jika aku mengaguminya, bahkan aku bisa mencintainya walau kami tak pernah bertemu dan berbicara sejak 10 tahun lalu, sebenernya jika dikatakan 10 tahun lamanya, itu juga salah, waktu liburan ke Bandung aku pernah mendapatinya di sebuah pusat perbelanjaan, dia sedang bercengkrama dengan beberapa temannya dan tanpa sengaja dia marah karena ada waria yang nyolek pipinya, lalu ada temannya yang menggoda, dengan mengikuti gaya bencong yang nyolek pipinya tadi dan berkata "Ikch, Aa Farish teh meuni kasep pisan euy". sontak dia tertawa lepas melihat gaya temannya tadi, kemudian berlalu, beriringan dan terus bercanda. awalnnya aku tak yakin kalau itu bener-bener Farish yang ku kenal, tapi penegasan dari teman yang menggodanya tadi membuatku semakin yakin, bahwa dia Farish, temanku sewaktu SD dulu, dia jauh lebih tampan dari yang aku bayangkan selama ini.

Sesampainya dirumah, aku jadi berfikir, sainganku bertambah, ternyata orang yang aku kagumi sejak dulu, bukan hanya dicintai oleh Martha, cewek nyentrik tapi gak punya otak, cuma bisa mengandalkan wajahnya yang menurutku biasa saja, tinggi dibawah rata-rata cuma satu setengah meter. tapi manusia jadi-jadian kayak bencong tadipun bisa naksir Farish, "owh, You so very handsome Farish !". pantas jika banyak yang menginginkanmu.

Diliburan yang sama, ditempat yang sama seperti kemarin setelah beberapa hari aku menemukannya, aku dipertemukan lagi dengannya, aku bertemu dengan situasi yang tak membuat hatiku nyaman, kali ini aku dipertemukan saat Farish bersama seseorang yang telah kuduga sebelumnya, Martha, keyakinan ku diperkuat oleh sepupuku Ladisha, Ladisha tahu betul siapa Martha dan posisi Martha dimata Farish, karena Ladisha adalah sahabat Kevin, adik kanding Farish. aku melihat ketidaknyamanan Farish disamping Martha, aku menatapnya sembari tersenyum, dan dia membalas tatapanku dengan senyum simpulnya, pertanda bahwa dia minta dibebaskan dari si nenek sihir Martha. Farish mulai menyadari keberadaanku, dan dengan segala upaya, aku mendapatkan no hpnya, aku beranikan diri untuk menelponnya jika aku berada jauh darinya nanti.

Saatnya kembali lagi ke Medan, liburanku di Bandung telah selesai, keraktivitas lagi, fighting untuk persiapan ujian nasional, kelas 12 akan segera berakhir, dan seperti biasa, aku berharap aku bisa kembali ke Bandung. dengan segenap kekuatan yang ku kumpulkan, akhirnya aku beranikan diri untuk menelponnya, sambutannya baik, tapi sedikit mengecewakan diakhir percakapan kami, aku menyadari, dia tidak mengingatku, tapi aku mencoba mengingatkannya, aku menyadari bahwa dia beranggapan aku adalah salah satu dari sekian banyak orang yang dianggapnya iseng, iseng untuk kenalan, atau iseng sok kenal. tapi herannya, dia selalu membalas SMS ku, walaupun bahasannya cuma sekedar basa-basi, saat kita tengah asyik membahas tentang masa depan, karena aku berharap bisa  berada di kampus yang sama, untuk melanjutkan pendidikan. 

Ketika aku tanya, "kau ingin jadi apa suatu saat nanti?", dia menjawab cukup bersemangat "aku ingin menjadi pemain sepak bola, dan aku ingin pergi ke Brazil, andai aku terlahir di Brazil atau di Kota Milan Italia, aku pasti jadi pemain bola, lalu, kau ingin jadi apa?". tanyanya kepadaku. "Aku hanya ingin jadi yang terbaik, menjadi bahagia, dan aku ingin melanjutkan kuliahku di kota Surabaya". aku sungguh tak menyangka, kalau percakapan kami via SMS itu adalah percakapan terakhir, sampai akhirnya aku kehilangan kontaknya, handphonenya tak pernah aktif, sampai akhirnya aku kembali ke Bandung dan kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Kembang itu, karena aku tak diizinkan untuk melanjutkan pendidikanku di Surabaya.

Entah apa yang membuatku ingin ke Kota itu, aku tak pernah tau, mungkin satu-satunya alasan, aku ingin dekat dengan kak Vito yang tinggal di Malang, dia jarang pulang jadi kami jarang bertemu, kak Vito sosok kakak yang cukup menyenangkan buatku. aku bahagia bisa kembali ke Bandung, tapi aku tak mendapati Farish disini, aku benar-benar kehilangan, ada dimana dia? apa benar dia jadi ke Brazil atau ke Italia untuk sekolah bola?, aku hanya bisa menjalani hidup apa adanya, sampai akhirnya, tepat semester 3, aku mendapat info dari sepupuku Ladisha, bahwa Farish melanjutkan kuliahnya di ITS Surabaya.

Kekecewaanku membuncah, kenapa ibu tak pernah mengizinkan aku untuk kuliah disana, tapi aku menyadari, aku dan dia mungkin belum jodoh untuk dipertemukan, bahkan mungkin memang tidak jodoh, sampai akhirnya, aku mengubur semuanya, semua tentang Farish, tepat di semester ke 7 perkuliahanku, aku tak sengaja main kerumah temanku, sekedar ngobrol sampai akhirnya pacar adik temanku datang, karena sama-sama menunggu di teras rumah, akhirnya kami ngobrol dan ternyata dia tinggal tidak jauh dari rumah Farish, aku memang tau lokasi rumahnya, tapi aku tak pernah tau pasti dimana rumah Farish, dan dia memberikan no hp Farish.

Sudah satu minggu aku punya no hp Farish yang baru, tapi aku masih bingung, apa yang mesti aku lakukan. aku tak punya keberanian jika aku mengaku kalau aku Gaia, aku takut kecewa lagi, aku takut dia tak ingat siapa aku lagi, sampai akhirnya ide untuk salah sambungpun kumulai, tapi aku harus kerja ekstra keras mengatur skenario, agar kebohongan publik ini tak mencuat kepermukaan (kayak skandal aja ya hehehe). yang pasti, semua harus rapi, aman dan terkendali.

Kumulai dengan cara yang sangat rapi, SMS salah sambung yang intelek, karena alasan salah sambung ini mengenai jurnal penelitian, Yups, nama samaranku adalah Lovita, yang mengaku seorang mahasiswa tingkat akhir yang butuh bantuan Adam, salah seorang mahasiswa FE UI untuk dicarikan jurnal ilmiah di kampus UI Depok itu, aku yakin dia pasti respect kalau masalah kajian ilmu pengetahuan, karena aku tahu siapa Farish, dia sosok yang cerdas yang pernah aku kenal.

Tak perlu lama menunggu, Replay SMS pun langsung aku terima "Maaf, ini Lovita mana?, saya bukan Adam, tapi saya Farish Vandega, mahasiswa Geologi ITS Surabaya". Yups, tepat. Farish Vandega yang kucari selama ini, ternyata benar dia di Surabaya, senang mendapatinya kembali, tapi sedih saat aku tak bisa menjadi diri sendiri saat itu. perkenalanku sebagai Lovita pun berjalan lancar, sampai ke Frenster dan facebook, ada rasa berdosa dihatiku, dan ada rasa sedih karena tak bisa menjadi diri sendiri, tapi kufikir inilah cara terbaik agak aku bisa memantau perkembangannya, agar aku tahu kabar terbaru darinya. Sampai akhinya aku ceritakan semua ke kak Vito, dan aku mendapati solusi, biarlah Lovita menjadi Lovita yang farish kenal, dan aku harus tetap menjadi Gaia, Gaia yang mungkin terlupakan untuk seorang Farish.

Dimulai dengan akun facebook Gaiatri, aku mencoba memberanikan diri untuk add akun yang bernama Farish Vandega, ternyata benar, lupa, bahkan tak ingat siapa aku, aku baru menyadari, betapa bodohnya aku, mencintai orang yang tak pernah mengingatku sebagai teman sekelasnya sewaktu SD sekalipun, sampai akhirnya, aku mendapati alamat kost Farish, dan adikku Radit diterima di Tehnik industri ITS, dan kost ditempat yang sama dengan Farish. sebagai teman 1 kost dan 1 kampus, adikku sering ngobrol sama Farish maupun kevin adiknya. adikku tahu betul siapa Farish  sekarang.

Sampai akhirnya adikku Radit berkata padaku, "lupakan dia, semampumu ingin memilikinya, sekuat itu juga dia tak mengingatmu, karena dia kehilangan memory masa lalunya, dia pernah kecelakaan dan amnesia". Ada rasa tak percaya, tapi itulah yang terjadi, wajar dia tak mengingatku, sampai akhirnya aku mengetahui bahwa dia tak sendiri lagi saat ini, telah ada seseorang yang mengisi hatinya, Thanks farish, be My First Love, kau yang mengajarkanku bahwa cinta tak harus memiliki, mungkin memang kita tak berjodoh, bahkan untuk bertemu dan bertatap muka sekalipun saat ini. Semoga cepat lulus dan jadi insinyur, jika ada kehidupan kedua, aku ingin meminta kepada Tuhan untuk menjadi jodohmu...