Selasa, 15 Februari 2011

5 Menit Terlama Dalam Hidupku

Hal yang paling membosankan adalah menunggu? kenapa semua orang bosan dengan pekerjaan 1 ini? iya, karena menunggu sesuatu yang tidak pasti butuh kesabaran ekstra. begitu juga denganku, kali ini aku ingin membahas tentang cinta, tepatnya tentang cintaku, mengapa cintaku dan siapa cintaku, kenapa aku sulit jatuh cinta, kenapa sampai sekarang aku hanya bisa jatuh cinta pada 1 orang saja, seumur hidupku.

Bukan tanpa sebab, ada rasa ketakutan yang mendalam dari dasar hatiku, aku takut jatuh cinta pada orang yang salah, aku hanya ingin mencintai orang yang aku anggap tepat, sayangnya, aku tak seperti mereka yang mempunyai kekuatan super, untuk menunjukkan rasa cintanya kepada orang yang dicintainya, bahkan tak jarang sekarang orang mampu berkata dan melafaskan, meluapkan emosi cintanya kepada orang yang dicintainya, ada apa denganku?, mengapa aku tak seberani mereka???

Berpikir tentang mencintai dan dicintai, kemarin, aku baru saja mengumpulkan kekuatan dan sedikit berkhayal, jika suatu saat nanti Tuhan mengizinkan aku untuk bertemu dengannya, berbicara dihadapannya, bercerita tentang masa lalu dan berkhayal tentang mimpi dan harapan masing-masing dari kami kedepannya, aku akan menyisipkan suatu sata dan pesan, bahwa aku sungguh mengharapkannya, tapi baru sejenak aku berpikir, baru 5 menit aku menyusun rencana, 5 menit itu menjadi 5 menit terlama dalam hidupku, ya aku mendapati dia sudah tak sendiri, hatiku terenyuh dan sedikit kesombongan menghalau pikiranku, mengubur harapanku dan dengan sedikit menghibur diri sembari bergumam "Aku masih jauh lebih baik darinya, mengapa dia bisa merebut hatimu, sedangkan aku disini patah, hancur berantakan". pertanyaan terbesar dalam hatiku adalah mengapa Tuhan menciptakan rasa cintaku yang berlebih kepadanya, terlebih lagi aku tak punya kekuatan untuk menyatakannya??

Bukan tak pernah mencoba, sudah sering aku mencoba mengalihkan perhatianku agar bisa mencintai orang lain, apa cinta hanya butuh hati tanpa memakai logika sebagai penyeimbangnya, apa aku selalu memakai logika untuk jatuh cinta, sampai daftar resiko tersusun rapi diotakku tanpa perlu diorganisir lagi. Tuhan, cinta yang bagaimana yang sebenarnya baik untukku? ataukah aku harus menelan doktrin bahwa cinta itu tak harus memiliki? apa hanya masalah waktu yang belum tepat untukku merasakan cinta yang hakiki? cinta yang engkau ridhoi? apa aku jatuh cinta pada orang yang salah, sehingga engkau tak pernah memberiku kekuatan untuk meraihnya? aku menelan kekecawaan ini sendiri, aku tak berani bicara kepada siapapun, karena aku tak mau terlihat bodoh karena cinta, cinta yang aku sendiri tak memiliki kekuatan untuk dicintai olehnya, karena aku tak pernah mencoba dan tak pernah tau apa yang dia rasa.

Tuhan...., Izinkanlah aku, Ridhoilah aku, dan pertemukanlah aku dengan orang yang tepat untukku, orang yang mampu membuat aku nyaman, membuat aku selalu mengingatmu bahwa engkau sang pencinta yang hakiki, Engkau sang pengasih tiada henti. Tuhan, jika dia terbaik untukku, kembalikan dan pertemukan kami dengan cara indah, aku tak bermaksud mendo'akan yang buruk untuknya dan rang yang dia cintai, tapi jika takdirMu atas cintaku lebih Indah, maka pertemukanlah aku dengan orang yang Engkau limpahi cinta itu, dan buatlah aku lupa dengan orang yang aku cintai, musnahkanlah cintaku yang besar ini padanya dan gantilah cinta itu dengan cinta yang tepat pada porsinya, karena aku ingin hidup dengan cinta...

Terimakasih 5 menit terlama, terimakasih kau menyadarkan aku akan cinta yang aku punya, akan aku organisir lebih baik lagi, agar cinta ini cukup pada porsinya, cukup pada hakikatnya dan cukup di dallam hatiku saja...